Nutrigenomik, Nutrigenetik, dan Obesitas


Nutrigenomik merupakan ilmu yang mempelajari efek dari zat gizi atau komponen-komponen makanan terhadap transkriptome. Transkriptome adalah himpunan semua molekul RNA termasuk didalamnya mRNA, rRNA, tRNA, dan RNA non-coding yang diproduksi dari sel ataupun jaringan. Ruang lingkup nutrigenomik sangatlah, melibatkan efek dari zat-zat gizi terhadap struktur, integritas, dan fungsi dari genom. Perlu diketahui bahwa genom merupakan keseluruhan bahan genetik yang membawa semua informasi pendukung kehidupan suatu makhluk baik merupakan gen maupun bukan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nutrigenomik termasuk salah satu cabang ilmu genomik atau suatu ilmu yang mempelajari genom organisme.

Saat ini sekitar 30.000 genom manusia telah dikodekan, dan bertanggung jawab secara fungsional terhadap 100.000 peran protein dalam tubuh. Komponen bioaktif dari suatu makanan dapat mempengaruhi genom manusia, dengan mengubah transkriptome ataupun profil dari ekspresi gen. Sederhananya dapat diartikan bahwa semua zat-zat gizi memiliki peran masing-masing dan mempengaruhi ekspresi dari gen. Oleh karena itu ekspresi gen dari masing-masing orang akan berbeda karena kebutuhan akan zat-zat gizi dari masing-masing orang juga bervariasi.

Nutrigenomik melihat bagaimana zat-zat gizi mempengaruhi ekspresi dari genom manusia, sedangkan nutrigenetik melihat bagaimana genetik individu menggambarkan kondisi kerentanan asupan zat gizi. Nutrigenetik mnggambarkan variasi genetik menimbulkan perbedaan dalam menanggapi kebutuhan zat-zat gizi spesifik dan akhirnya menimbulkan status kesehatan dan penyakit yang berbeda. Oleh karena itu kebutuhan zat-zat gizi orang berbeda karena ekspresi gen masing-masing orang juga bervariasi. Nutrigenomik dan nutrigenetik sifatnya reversible.

Banyak masalah kesehatan yang dapat diturunkan melalui genetik, salah satunya adalah perkembangan obesitas. Meskipun demikian bukan berarti kegemukan badan sudah pasti akan diturunkan. Hal tersebut masih dapat di intervensi dengan pengelolaan gizi yang baik. Sehingga beberapa para ahli diseluruh dunia bersepakat bahwa gizi merupakan hal terpenting sepanjang hidup manusia dalam mempengaruhi derajat kesehatan. Meskipun kedua orang tua obesitas, belum tentu anak tersebut mengalami hal yang sama asalkan pengelolaan gizi yang baik diberikan kepada anak walaupun risiko menjadi obesitas tetap ada. Seseorang yang memiliki risiko menjadi obesitas yang lebih besar ditemui jika kedua orang tua mereka obesitas, karena suatu gen yang disebut thrifty gene. Namun thrifty gene ini hanya akan menyebabkan obesitas jika orang yang memilikinya mengonsumsi kalori yang berlebihan melalui makan berlebihan ataupun kurang aktif secara fisik yang menghasilkan energi ekspenditur yang sedikit akibatnya energi tersebut akan disimpan dalam jaringan lemak yang lama kelamaan akan menyebabkan kenaikan berat badan. Thrifty gene merupakan salah satu gen yang menjadi penyebab obesitas, selain itu diperkirakan terdapat lebih dari 120 tipe mutasi gen yang berhubungan dengan obesitas.

Menurut etiologinya, obesitas yang dipengaruhi oleh hereditas hanya sekitar 30% sedangkan yang dipengaruhi oleh lingkungan sebesar 70% seperti gaya hidup (aktivitas fisik dan pola makan). Kurang aktif secara fisik tidak hanya menurunkan keluaran energi (energy expenditure) tetapi juga mengubah metabolisme fisik akibatnya metabolisme basal menurun, jika hal itu terjadi maka energi cenderung disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak (trigliserida). Pengaruh gizi juga termasuk bagian dari lingkungan, jika asupan lemak dan kalori berlebihan disertai aktivitas fisik yang kurang juga akan menyebabkan penumpukan didalam tubuh. Karena itu, pengelolaan gizi yang baik dari individu yang memiliki gen-gen obesitas akan mampu mengalahkan dampak gen-gen tersebut untuk menyebabkan obesitas. Jika dilihat dari sisi nutrigenetiknya, pada orang obes kemungkinan telah terjadi perubahan kebutuhan zat-zat gizi atau bisa jadi ekspresi gen obesitas terjadi akibat defisiensi mikronutrient.

3 strategi kunci dari intervensi berat badan yang umumnya digunakan secara luas dalam melawan epidemic obesitas yaitu; 1. Operasi bariatrik, yang merupakan prosedur yang sangat efektif dalam menurunkan berat badan untuk orang yang menderita obesitas tingkat II; 2. Farmakoterapi, yang menggunakan obat anti-obesitas seperti rimonabant, phentermine, dan orlistat; 3. Intervensi gaya hidup, yaitu termasuk diet dan latihan juga menggunakan beragam supplement gizi anti-obesitas yang aman dan manjur seperti niacin-bound chromium complex (ChromeMate {, NBC) dan hydroxycitric acid (Super CitriMax {, HCA-SX).

Sumber :

Mine, Miyashiita, and Fereidoon. (2009). Nutrigenomics and proteomics in health and disease: Food factors and gene interaction. Wiley-Blackwell.

Rankinen T, Zuberi A, Changnon YC, Weisnagel SJ, Argyropulos G, Walts B, Peruss L, and Bouchard C. (2006). The human obesity gene map; the 2005 update. Obesity. 14: 529-644.

One thought on “Nutrigenomik, Nutrigenetik, dan Obesitas

Leave a comment